Part 2
c. Standar Sarana Dan Prasarana
Sebuah SD/MI sekurang-kurangnya memiliki prasarana
sebagai berikut:
- ruang
kelas,
- ruang
perpustakaan,
- laboratorium
IPA,
- ruang
pimpinan,
- ruang
guru,
- tempat
beribadah,
- ruang
UKS,
- jamban,
- gudang,
- ruang
sirkulasi,
- tempat
bermain/berolahraga.
Sebuah
SMP/MTs sekurang-kurangnya memiliki prasarana sebagai berikut:
- ruang
kelas,
- ruang
perpustakaan,
- ruang
laboratorium IPA,
- ruang
pimpinan,
- ruang
guru,
- ruang
tata usaha,
- tempat
beribadah,
- ruang
konseling,
- ruang
UKS,
- ruang
organisasi kesiswaan,
- jamban,
- gudang,
- ruang
sirkulasi,
- tempat bermain/berolahraga.
Sebuah
SMA/MA sekurang-kurangnya memiliki prasarana sebagai berikut:
- ruang
kelas,
- ruang
perpustakaan,
- ruang
laboratorium biologi,
- ruang
laboratorium fisika,
- ruang
laboratorium kimia,
- ruang
laboratorium komputer,
- ruang
laboratorium bahasa,
- ruang
pimpinan,
- ruang
guru,
- ruang
tata usaha,
- tempat
beribadah,
- ruang
konseling,
- ruang
UKS,
- ruang
organisasi kesiswaan,
- jamban,
- gudang,
- ruang
sirkulasi,
- tempat
bermain/berolahraga
Pentingnya Penyediaan Dan Penggunaan
Sarana Dan Prasarana Harus Tepat Guna
Sesuai dengan kriteria dalam kepmendikbud No.
025/O/1995, yang menyatakan bahwa penemuan yang berupa teknologi tepat
guna dalam proses belajar mengajar atau bimbingan dan konseling serta teknologi
yang bersifat lebih memudahkan pelaksanaan proses belajar mengajar atau
bimbingan dan konsleing dengan hasil yang lebih baik atau lebih optimal, maka
dapat dipetakan proses belajar mengajar dan faktor-faktor pendukungnya.
Yang perlu dipahami adalah bahwa yang dimaksud
teknologi tepat guna di bidang pendidikan berbeda dengan alat peraga atau media
pembelajaran. Alat peraga atau media pembelajaran adalah alat atau benda yang
digunakan dalam proses pembelajaran yang gunanya memperjelas materi
pembelajaran melalui gambar, tulisan, suara, barang, simulator atau bentuk
bukaan dari suatu pesawat atau mesin sehingga memperjelas materi yang
diajarkan. Sedangkan teknologi tepat guna dalam bidang pendidikan dapat
berbentuk alat atau metode dengan memanfaatkan sumber daya yang ada, di mana
melalui penggunalan teknologi ini hasil pendidikan akan lebih baik. Alat yang
masuk kategori ini misalnya alat praktis pengukur tingkat keasaman yang
digunakan dalam praktikum kimia di sekolah, ruang kelas knockdown yang
mudah dipasang dan dibuka kembali, software program komputer untuk memudahkan
cara penilaian, dan lain sebagainya.
Lingkup instrumental input yang seringkali
menerapkan teknologi tepat guna diuraikan sebagai berikut :
a) Bahan ajar/sumber
belajar
Bahan ajar yang paling dikenal adalah berupa buku, diktat, modul dan handout.
Namun sebenarnya dalam pengertian bahan ajar sebagai sumber belajar maka bukan
hanya berupa buku dan lainnya tadi, tetapi dapat berbentuk lain seperti VCD,
program komputer interaktif dan pemanfaatan lingkungan sekolah. Dalam hal-hal
tadi teknologi tepat guna dapat diterapkan untuk lebih memudahkan pelaksanaan
proses belajar mengajar atau bimbingan dan konseling dengan hasil yang lebih
baik atau lebih optimal.
b) Media pembelajaran
Sebenarnya sub unsur media pembelajaran atau alat
peraga ini sudah tercantum dalam keputusan menteri di atas, tetapi tidak
menutup kemungkinan ditemukan dan diterapkan teknologi tepat guna pada bidang
ini. Kalau alat peraga yang biasa hanya memperjelas materi, maka dengan
penerapan teknologi tepat guna proses dan hasil belajar akan lebih baik lagi.
c) Sarana
praktek/praktikum
Kemungkinan bidang ini yang akan banyak menggunakan
teknologi tepat guna, karena umumnya pengertian teknologi tepat guna hanya
berupa hardware. Bila dengan ditemukannya sarana praktek/praktikum yang
baru, sederhana, efisien dan mampu meningkatkan hasil belajar maka hal ini
merupakan suatu kemajuan yang sangat berati. Masalah sarana seringkali menjadi
masalah di sekolah, untuk itu masih terbuka peluang untuk menerapkan teknologi
tepat guna dalam bidang ini, seperti peralatan praktikum keteknikan, kimia,
fisika, biologi, matematika bahkan ilmu sosial.
d) Prasarana sekolah
Prasarana sekolah seperti gedung, bangku/meja-kursi
belajar dan sejenisnya juga sering mengalami masalah dalam hal penyediaan dan
pemeliharaan. Penemuan teknologi tepat guna dapat berupa alat atau bahan yang
murah dan mudah didapat untuk membuat bangunan dan bangku/meja-kursi belajar
bisa sangat bermanfaat untuk mendukung proses pembelajaran. Selain itu dapat
pula ditemukan teknologi pemeliharaan prasarana yang memungkinan prasarana
menjadi lebih awet atau tahan lama bisa pula menjadi alternatif penemuan
teknologi tepat guna ini.
e) Sistem penilaian
Masalah penilaian menjadi masalah tersendiri bagi
guru, termasuk sistem penilaian yang baru diperkenalkan dalam rangka
implementasi kurikulum berbasis kompetensi. Teknologi tepat guna dapat
diterapkan dalam hal hardware maupun software untuk memudahkan
sistem penilaian.
f) Sistem
pembelajaran
Dalam hal sistem pembelajaran maka dapat ditemukan hardware
maupun software untuk memudahkan dan meningkatkan hasil pembelajaran.
Jadi kaitannya sangat erat dengan metode pembelajaran/mengajar yang diterapkan
dalam kelas. Kemungkinan yang lain adalah ditemukannya teknologi tepat guna
untuk mendukung sistem belajar jarak jauh, sistem belajar yang membuat siswa
menjadi lebih aktif dan sejenisnya
Analisa Kebutuhan Sarana Dan
Prasarana Bagi Lembaga Pendidikan
Analisa kebutuhan sarana dan prasarana bagi lembaga
pendidikan merupakan suatu hal yang sangat berguna dan bemanfaat karena dengan
melakukan analisis akan menghindari sarana dan prasarana yang tidak terpakai
ada di lembaga pendidikan. Sarana dan prasarana yang tidak terpakai merupakan
suatu kerugian bagi lembaga pendidikan sehingga harus dihindari. Analisa
kebutuhan bisa disesuaikan dengan keuangan juga dengan kemamuan dari personel
lembaga pendidikan tersebut.
Strategi Implementasi Inovasi Sarana
Dan Prasrana Yang Tepat Guna
Berbicara mengenai inovasi (pembaharuan) mengingatkan
kita pada istilah invention dan discovery. Invention
adalah penemuan sesuatu yang benar-benar baru artinya hasil karya manuasia. Discovery
adalah penemuan sesuatu (benda) yang sebenarnya telah ada sebelumnya. Dengan
demikian, inovasi dapat diartikan usaha menemukan benda yang baru dengan jalan
melakukan kegiatan (usaha invention dan discovery). Inovasi
adalah penemuan yang dapat berupa sesuatu ide, barang, kejadian, metode yang
diamati sebagai sesuatu hal yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang
(masyarakat). Inovasi dapat berupa hasil dari invention atau discovery.
Inovasi dilakukan dengan tujuan tertentu atau untuk memecahkan masalah.
Inovasi merupakan perubahan yang direncanakan oleh
organisasi dengan kegiatan yang berorientasi pada pengembangan dan penerapan
gagasan-gagasan baru agar menjadi kenyataan yang bermanfaat dan menguntungkan.
Proses inovasi dapat dianalogikan sebagai proses pemecahan masalah yang di
dalamnya terkandung unsur kreativitas. Dalam hal inovasi pendidikan sebagai
usaha perubahan pendidikan tidak bisa berdiri sendiri, tetapi harus melibatkan
semua unsur yang terkait di dalamnya, seperti inovator, penyelenggara inovasi
seperti kepala sekolah, guru dan siswa.
Keberhasilan inovasi pendidikan tidak saja ditentukan
oleh satu faktor tertentu saja, tetapi juga oleh masyarakat serta kelengkapan
fasilitas. Inovasi pendidikan yang berupa top-down model tidak selamanya
berhasil dengan baik. Hal ini disebabkan oleh banyak hal, antara lain adalah
penolakan para pelaksana seperti guru yang tidak dilibatkan secara penuh baik
dalam perencananaan maupun pelaksanaannya. Sementara itu inovasi yang lebih
berupa bottom-up model dianggap sebagai suatu inovasi yang langgeng dan tidak
mudah berhenti, karena para pelaksana dan pencipta sama-sama terlibat mulai
dari perencanaan sampai pada pelaksanaan. Oleh karena itu, mereka masing-masing
bertanggung jawab terhadap keberhasilan suatu inovasi yang mereka ciptakan.
Strategi yang dapat diterapkan dalam mengimplementasikan sarana dan prasarana
tepat guna yaitu:
- Melakukan
analisis mengenai kebutuhan akan sarana dan prasarana sehingga tidak
terjadi pemborosan sarana dan tidak ada sarana yang tidak terpakai.
- Melakukan
penyesuaian kebutuhan dengan sarana dan prasarana
- Memaksimalkan
penggunaan sarana dan prasarana
- Melakukan
pelatihan ketika ada sarana dan prasarana baru sehingga dapat digunakan
secara cepat dan tepat.
- Melakukan
penghapusan ketika ada barang yang sudah tidak terpakai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar