Slidebar Atas

IKLAN BARIS

Membangun Insan Kamil yang Berwawasan dan Berkemampuan Global Berlandaskan Al-Qur'an dan As-Sunnah

Kamis, 21 September 2023

Inovasi Pendukung Sarana dan Prasarana yang Tepat Guna di SD Plus 2 Al-Muhajirin Purwakarta

Part 2


 c. Standar Sarana Dan Prasarana

Sebuah SD/MI sekurang-kurangnya memiliki prasarana sebagai berikut:

  • ruang kelas,
  • ruang perpustakaan,
  • laboratorium IPA,
  • ruang pimpinan,
  • ruang guru,
  • tempat beribadah,
  • ruang UKS,
  • jamban,
  • gudang,
  • ruang sirkulasi,
  • tempat bermain/berolahraga.

 

Sebuah SMP/MTs sekurang-kurangnya memiliki prasarana sebagai berikut:

  • ruang kelas,
  • ruang perpustakaan,
  • ruang laboratorium IPA,
  • ruang pimpinan,
  • ruang guru,
  • ruang tata usaha,
  • tempat beribadah,
  • ruang konseling,
  • ruang UKS,
  • ruang organisasi kesiswaan,
  • jamban,
  • gudang,
  • ruang sirkulasi,
  • tempat bermain/berolahraga.

Sebuah SMA/MA sekurang-kurangnya memiliki prasarana sebagai berikut:

  • ruang kelas,
  • ruang perpustakaan,
  • ruang laboratorium biologi,
  • ruang laboratorium fisika,
  • ruang laboratorium kimia,
  • ruang laboratorium komputer,
  • ruang laboratorium bahasa,
  • ruang pimpinan,
  • ruang guru,
  • ruang tata usaha,
  • tempat beribadah,
  • ruang konseling,
  • ruang UKS,
  • ruang organisasi kesiswaan,
  • jamban,
  • gudang,
  • ruang sirkulasi,
  • tempat bermain/berolahraga

Pentingnya Penyediaan Dan Penggunaan Sarana Dan Prasarana Harus Tepat Guna

Sesuai dengan kriteria dalam kepmendikbud No. 025/O/1995, yang menyatakan bahwa  penemuan yang berupa teknologi tepat guna dalam proses belajar mengajar atau bimbingan dan konseling serta teknologi yang bersifat lebih memudahkan pelaksanaan proses belajar mengajar atau bimbingan dan konsleing dengan hasil yang lebih baik atau lebih optimal, maka dapat dipetakan proses belajar mengajar dan faktor-faktor pendukungnya.

Yang perlu dipahami adalah bahwa yang dimaksud teknologi tepat guna di bidang pendidikan berbeda dengan alat peraga atau media pembelajaran. Alat peraga atau media pembelajaran adalah alat atau benda yang digunakan dalam proses pembelajaran yang gunanya memperjelas materi pembelajaran melalui gambar, tulisan, suara, barang, simulator atau bentuk bukaan dari suatu pesawat atau mesin sehingga memperjelas materi yang diajarkan. Sedangkan teknologi tepat guna dalam bidang pendidikan dapat berbentuk alat atau metode dengan memanfaatkan sumber daya yang ada, di mana melalui penggunalan teknologi ini hasil pendidikan akan lebih baik. Alat yang masuk kategori ini misalnya alat praktis pengukur tingkat keasaman yang digunakan dalam praktikum kimia di sekolah, ruang kelas knockdown yang mudah dipasang dan dibuka kembali, software program komputer untuk memudahkan cara penilaian, dan lain sebagainya.

Lingkup instrumental input yang seringkali menerapkan teknologi tepat guna diuraikan sebagai berikut :

a)      Bahan ajar/sumber belajar

Bahan ajar yang paling dikenal adalah berupa buku, diktat, modul dan handout. Namun sebenarnya dalam pengertian bahan ajar sebagai sumber belajar maka bukan hanya berupa buku dan lainnya tadi, tetapi dapat berbentuk lain seperti VCD, program komputer interaktif dan pemanfaatan lingkungan sekolah. Dalam hal-hal tadi teknologi tepat guna dapat diterapkan untuk lebih memudahkan pelaksanaan proses belajar mengajar atau bimbingan dan konseling dengan hasil yang lebih baik atau lebih optimal.

b)      Media pembelajaran

Sebenarnya sub unsur media pembelajaran atau alat peraga ini sudah tercantum dalam keputusan menteri di atas, tetapi tidak menutup kemungkinan ditemukan dan diterapkan teknologi tepat guna pada bidang ini. Kalau alat peraga yang biasa hanya memperjelas materi, maka dengan penerapan teknologi tepat guna proses dan hasil belajar akan lebih baik lagi.

c)       Sarana praktek/praktikum

Kemungkinan bidang ini yang akan banyak menggunakan teknologi tepat guna, karena umumnya pengertian teknologi tepat guna hanya berupa hardware. Bila dengan ditemukannya sarana praktek/praktikum yang baru, sederhana, efisien dan mampu meningkatkan hasil belajar maka hal ini merupakan suatu kemajuan yang sangat berati. Masalah sarana seringkali menjadi masalah di sekolah, untuk itu masih terbuka peluang untuk menerapkan teknologi tepat guna dalam bidang ini, seperti peralatan praktikum keteknikan, kimia, fisika, biologi, matematika bahkan ilmu sosial.

d)      Prasarana sekolah

Prasarana sekolah seperti gedung, bangku/meja-kursi belajar dan sejenisnya juga sering mengalami masalah dalam hal penyediaan dan pemeliharaan. Penemuan teknologi tepat guna dapat berupa alat atau bahan yang murah dan mudah didapat untuk membuat bangunan dan bangku/meja-kursi belajar bisa sangat bermanfaat untuk mendukung proses pembelajaran. Selain itu dapat pula ditemukan teknologi pemeliharaan prasarana yang memungkinan prasarana menjadi lebih awet atau tahan lama bisa pula menjadi alternatif penemuan teknologi tepat guna ini.

e)      Sistem penilaian

Masalah penilaian menjadi masalah tersendiri bagi guru, termasuk sistem penilaian yang baru diperkenalkan dalam rangka implementasi kurikulum berbasis kompetensi. Teknologi tepat guna dapat diterapkan dalam hal hardware maupun software untuk memudahkan sistem penilaian.

f)       Sistem pembelajaran

Dalam hal sistem pembelajaran maka dapat ditemukan hardware maupun software untuk memudahkan dan meningkatkan hasil pembelajaran. Jadi kaitannya sangat erat dengan metode pembelajaran/mengajar yang diterapkan dalam kelas. Kemungkinan yang lain adalah ditemukannya teknologi tepat guna untuk mendukung sistem belajar jarak jauh, sistem belajar yang membuat siswa menjadi lebih aktif dan sejenisnya

Analisa Kebutuhan Sarana Dan Prasarana Bagi Lembaga Pendidikan

Analisa kebutuhan sarana dan prasarana bagi lembaga pendidikan merupakan suatu hal yang sangat berguna dan bemanfaat karena dengan melakukan analisis akan menghindari sarana dan prasarana yang tidak terpakai ada di lembaga pendidikan. Sarana dan prasarana yang tidak terpakai merupakan suatu kerugian bagi lembaga pendidikan sehingga harus dihindari. Analisa kebutuhan bisa disesuaikan dengan keuangan juga dengan kemamuan dari personel lembaga pendidikan tersebut.

Strategi Implementasi Inovasi Sarana Dan Prasrana Yang Tepat Guna

Berbicara mengenai inovasi (pembaharuan) mengingatkan kita pada istilah invention dan discovery. Invention adalah penemuan sesuatu yang benar-benar baru artinya hasil karya manuasia. Discovery adalah penemuan sesuatu (benda) yang sebenarnya telah ada sebelumnya. Dengan demikian, inovasi dapat diartikan usaha menemukan benda yang baru dengan jalan melakukan kegiatan (usaha invention dan discovery). Inovasi adalah penemuan yang dapat berupa sesuatu ide, barang, kejadian, metode yang diamati sebagai sesuatu hal yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang (masyarakat). Inovasi dapat berupa hasil dari invention atau discovery. Inovasi dilakukan dengan tujuan tertentu atau untuk memecahkan masalah.

Inovasi merupakan perubahan yang direncanakan oleh organisasi dengan kegiatan yang berorientasi pada pengembangan dan penerapan gagasan-gagasan baru agar menjadi kenyataan yang bermanfaat dan menguntungkan. Proses inovasi dapat dianalogikan sebagai proses pemecahan masalah yang di dalamnya terkandung unsur kreativitas. Dalam hal inovasi pendidikan sebagai usaha perubahan pendidikan tidak bisa berdiri sendiri, tetapi harus melibatkan semua unsur yang terkait di dalamnya, seperti inovator, penyelenggara inovasi seperti kepala sekolah, guru dan siswa.

Keberhasilan inovasi pendidikan tidak saja ditentukan oleh satu faktor tertentu saja, tetapi juga oleh masyarakat serta kelengkapan fasilitas. Inovasi pendidikan yang berupa top-down model tidak selamanya berhasil dengan baik. Hal ini disebabkan oleh banyak hal, antara lain adalah penolakan para pelaksana seperti guru yang tidak dilibatkan secara penuh baik dalam perencananaan maupun pelaksanaannya. Sementara itu inovasi yang lebih berupa bottom-up model dianggap sebagai suatu inovasi yang langgeng dan tidak mudah berhenti, karena para pelaksana dan pencipta sama-sama terlibat mulai dari perencanaan sampai pada pelaksanaan. Oleh karena itu, mereka masing-masing bertanggung jawab terhadap keberhasilan suatu inovasi yang mereka ciptakan. Strategi yang dapat diterapkan dalam mengimplementasikan sarana dan prasarana tepat guna yaitu:

  1. Melakukan analisis mengenai kebutuhan akan sarana dan prasarana sehingga tidak terjadi pemborosan sarana dan tidak ada sarana yang tidak terpakai.
  2. Melakukan penyesuaian kebutuhan dengan sarana dan prasarana
  3. Memaksimalkan penggunaan sarana dan prasarana
  4. Melakukan pelatihan ketika ada sarana dan prasarana baru sehingga dapat digunakan secara cepat dan tepat.
  5. Melakukan penghapusan ketika ada barang yang sudah tidak terpakai.


 Iwan Wahyudi, SE

Wakil Kepala Sekolah Sarana Prasarana
SD Plus 2 Al-Muhajirin Purwakarta


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Chat Room

Kamu bisa chat bareng Admin di sini dengan Messenger,
Terima kasih.

Chat on Messenger