Slidebar Atas

IKLAN BARIS

Membangun Insan Kamil yang Berwawasan dan Berkemampuan Global Berlandaskan Al-Qur'an dan As-Sunnah

Rabu, 10 Januari 2018

Gempa Literasi Muda



Nova Apriyanti,S.Pd
Guru SD Plus 2 Al-Muhajirin Purwakarta
Purwakarta, 14 Agustus 2017

Bulan Agustus tahun 2016 sebuah program dari Pemerintah masuk ke sekolah Muda (Muhajirin Dua). Asing di dengar, iya memang karena baru pertama kali mendengar kata literasi ini dari seorang Ibu Kepala Sekolah yang hebat. Setelah mengenalnya lebih dalam lagi ternyata ini adalah sebuah program yang luar biasa sekali khususnya bagi perubahan cara membaca di negara Indonesia dan bisa disebut Gempa Literasi Muda karena akan pertama dicetuskan dari sekolah Muda dahulu oleh Tim Literasi Muda.
Pada bulan Agustus tahun 2016, program ini di sosialisasikan kepada khalayak ramai seperti Orang Tua Murid, Komite Sekolah, Siswa, Guru, Staf Tata Usaha dan Warga di sekitar sekolah lewat pertemuan bulanan di sekolah. Sebelum diperkenalkan nama literasi ke sekolah Muda, Kepala Sekolah dan perwakilan guru mengikuti workshop yang bertempat di Lembang, Bandung selama tiga hari sebagai peserta gelombang ke-2.
Pada awalnya program tersebut mulai berjalan di SD Plus 2 Al-Muhajirin Purwakarta pada bulan September tahun 2016 dan di sambut dengan penuh antusias oleh para siswa dan juga guru. Literasi masuk ke dalam jadwal pelajaran sekolah setelah melaksanakan shalat duha. Para orang tua terlibat aktif dalam pembuatan Pojok Baca Kelas karena disetiap bulannya ada Piala bergilir bagi kelas dan guru yang berperan aktif dalam melaksanakan program literasi.

Setelah tiga bulan berjalan, program ini pun menambah perubahan sangat besar semenjak adanya Readathon dan WJLRC, dilihat dari para siswanya ketika jam istirahat memilih untuk membaca buku dibandingkan mengobrol dengan temannya disela mereka sedang melaksanakan puasa sunah.
Readathon adalah membaca senyap secara serentak selama 42 menit dan WJLRC (West Java Leader’s Reading Challenge) adalah sebuah tantangan dari Gubernur untuk siswa, guru dan sekolah selama 10 bulan. Tantangan untuk siswa yaitu membaca minimal 24 buku dan meriviunya selama 10 bulan jika berhasil maka akan mendapatkan Medali dan Tiket Jambore Literasi, begitupun untuk guru pembimbing jika berhasil maka akan mendapatkan Medali dan Tiket Jambore Literasi maka tantangannya adalah membaca minimal 10 buku dan meriviunya selama 10 bulan dan berhasil membimbing peserta WJLRC 80 % dan bagi sekolah yang berhasil membimbing siswa dan gurunya 100 % akan mendapatkan sertifikat dan penghargaan sebagai Sekolah Literasi. Readathon dilaksanakan secara rutin setiap sebulan sekali dengan tempat dan latar yang berbeda. Sekolah sangat mendukung dengan adanya program ini maka disediakanlah Halte Literasi. Halte Literasi adalah tempat untuk membaca para warga sekolah Muda di luar kelas yang bertempat di lapangan dengan dihiasi rak buku yang diisi oleh buku-buku non pelajaran dan juga tanaman-tanaman kecil seperti bunga dan sayuran organik.
WJLRC di SD Plus 2 Al-Muhajirin Purwakarta berawal pada bulan Desember tahun 2016. Diawali dengan pemilihan peserta dan guru pembimbing WJLRC dengan cara mengikuti tes membaca cepat dan sosialisasi kepada para orang tua peserta WJLRC yang sudah terpilih. Terpilihlah 5 orang guru sebagai pembimbing dan 27 orang siswa peserta WJLRC. Selama 10 bulan peserta WJLRC akan membuat riviu, bulan pertama-ketiga membuat riviu Fishbone, bulan ke empat-enam membuat riviu AIH, bulan ke tujuh-sembilan membuat riviu Y-Chart dan bulan ke sepuluh membuat riviu Infografis. Seiring berjalannya waktu kini sudah bulan ke-11 dan puji syukur Alhamdulillah dibulan ini mendapatkan kabar baik bahwa siswa dan gurunya mendapatkan Tiket Jambore Literasi. Besar harapan Sekolah SD Plus 2 Al-Muhajirin Purwakarta selain mendapatkan Medali, Tiket Jambore Literasi juga bisa berangkat ke negara Australia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Chat Room

Kamu bisa chat bareng Admin di sini dengan Messenger,
Terima kasih.

Chat on Messenger